Analisis Drug Related Problems (DRPs) Potensial Pada Pasien Geriatri Penderita Osteoporosis di Salah Satu Rumah Sakit Kota Bandung

Penulis

  • Yared Yehuda Fakultas Kedokteran, Universitas Pelita Harapan, Tangerang

DOI:

https://doi.org/10.56951/h8v8c036

Kata Kunci:

Osteoporosis, drug related problems (DRPs), geriatri, potensial, Pharmaceutical Care Network Europe

Abstrak

Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang yang dapat menyebabkan
pengeroposan tulang dan meningkatkan risiko terjadinya patah tulang. Prevalensi osteoporosis cukup tinggi pada populasi pasien geriatri. Kompleksitas masalah medis yang umum ditemukan pada pasien geriatri menjadikan kelompok ini lebih rentan terhadap timbulnya masalah terkait obat yang dapat memengaruhi keberhasilan terapi. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menilai masalah terkait obat (drug related problems/DRPs) potensial pada pasien geriatri penderita osteoporosis dengan atau tanpa penyakit komorbid. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian noneksperimental deskriptif dengan rancangan cross sectional secara retrospective dengan menggunakan data rekam medis pasien selama Januari 2018–Desember 2020. Pengambilan sampel menggunakan metode nonprobability sampling yaitu purposive sampling, dengan jumlah sampel 100 pasien. Kriteria inklusi mencakup pasien rawat jalan yang telah didiagnosis osteoporosis dengan atau tanpa penyakit komorbid dan berusia 60 tahun ke atas, sedangkan kriteria eksklusinya adalah pasien dengan rekam medis tidak lengkap atau tidak terbaca. Klasifikasi DRPs menggunakan Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE) versi 9.1. Hasil menunjukkan terdapat 43 kasus (39,09%) interaksi obat, 29 kasus (26,36%) polifarmasi, 9 kasus (8,18%) dosis subterapi, 9 kasus (8,18%) frekuensi pemberian obat kurang, 6 kasus (5,45%) indikasi tidak ditangani, 5 kasus (4,55%) pemilihan obat tidak sesuai pedoman, 5 kasus (4,55%) lama pengobatan terlalu singkat, 3 kasus (2,73%) pemberian obat tanpa indikasi, dan 1 kasus (0,91%) duplikasi obat. Total kejadian DRPs sebanyak 58%. Obat yang paling banyak menyebabkan DRPs adalah kalsium (48,30%). Analisis multivariat menggunakan regresi logistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara variabel jumlah obat dengan meningkatnya kejadian DRPs (p<0,05), sebesar 10,63 kali.

Referensi

1. Kementerian Kesehatan RI. Data dan kondisi penyakit osteoporosis di Indonesia. Jakarta, Infodatin; 2015.

2. Cooper C, Ferrari S. IOF Compendium of Osteoporosis. 2nd ed. International Osteoporosis Foundation; 2019. https://share.osteoporosis.foundation/WOD/Compendium/2019-IOF-Compendium-of-Osteoporosis-PRESS.pdf.

3. Kementerian Kesehatan RI. Situasi osteoporosis di Indonesia. Infodatin. Jakarta, Indonesia; 2020.

4. Lewiecki EM. Managing osteoporosis: challenges and strategies. Cleveland Clinic Journal of Medicine. 2009;76(8):457-66.

5. Sani N, Yuniastini, Putra A, Yuliyana. Tingkat pengetahuan osteoporosis sekunder dan perilaku pencegahan mahasiswa Universitas Malahayati. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada 2020;11(1):159–63. doi: 10.35816/jiskh.v11i1.236.

6. Kaufmann CP, Stämpfli D, Hersberger KE, Lampert ML. Determination of risk factors for drug-related problems: a multidisciplinary triangulation process. BMJ Open. 2015;5(3):e006376. doi:10.1136/bmjopen-2014-006376.

7. Prikhatina RA. Hubungan stasus gizi, gaya hidup, dan kebiasaaan konsumsi kalsium dan vitamin D dengan kejadian osteoporosis dan osteopenia pada warga usia ≥45 tahun di Taman Wisma Asri Bekasi Utara tahun 2009 [skripsi]. Depok, Indonesia: Universitas Indonesia; 2009.

8. Nakagami H, Morishita R. Hypertension and osteoporosis. Clin Calcium. 2013;23(4):497-503. Japanese.

9. DiPiro JT, Yee GC, Posey LM, et al. Pharmacotherapy: a pathophysiologic approach. 11th ed. New York, NY: McGraw-Hill Education; 2020.

10. Kristiningrum E. Farmakoterapi untuk osteoporosis. Cermin Dunia Kedokteran (edisi khusus CME-2) 2020;47:41–8.

11. Gregson CL, Armstrong DJ, Bowden J, et al. UK clinical guideline for the prevention and treatment of osteoporosis. Arch Osteoporos. 2022;17(1):58. doi: 10.1007/s11657-022-01061-5. Erratum in: Arch. Osteoporos. 2022 May 19;17(1):80. doi: 10.1007/s11657-022-01115-8.

12. Preston CL, ed. Stockley’s drug interactions. 11th ed. London, UK: Pharmaceutical Press; 2016.

13. DiPiro JT, Yee GC, Posey LM, et al. Pharmacotherapy: a pathophysiologic approach. 9th ed. New York, NY: McGraw-Hill Education; 2015 .

14. Cipolle RJ, Strand LM, Morley PC. Pharmaceutical care practice: the patient-centered approach to medication management. New York, NY: McGraw-Hill Education; 2015.

15. Bintarrizki L. Pengaruh rekonsiliasi obat (medical reconciliation) terhadap potensi interaksi obat pada pasien rawat inap di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto [skripsi]. Purwokerto, Indonesia: Universitas Muhammadiyah Purwokerto; 2016.

16. Fauziah H, Mulyana R, Martini RD. Polifarmasi pada pasien geriatri. Journal Human Care 2020;5(3):804-14. doi: 10.32883/hcj.v5i3.796.

17. Pavone V, Testa G, Giardina SMC, Vescio A, Restivo DA, Sessa G. Pharmacological therapy of osteoporosis: a systematic current review of literature. Front Pharmacol. 2017;8:803. doi:10.3389/fphar.2017.00803.

Diterbitkan

01-09-2025

Unduhan

Data unduhan tidak tersedia.

Cara Mengutip

[1]
Analisis Drug Related Problems (DRPs) Potensial Pada Pasien Geriatri Penderita Osteoporosis di Salah Satu Rumah Sakit Kota Bandung. MEDICINUS 2025;38:10-2. https://doi.org/10.56951/h8v8c036.