Laporan Kasus: Tantangan dalam Manajemen Epilepsi Katamenial pada Menstruasi Tidak Teratur
DOI:
https://doi.org/10.56951/kmv0je25Kata Kunci:
epilepsi katamenial, kejang, siklus menstruasiAbstrak
Pendahuluan: Epilepsi katamenial didefinisikan sebagai peningkatan eksaserbasi kejang ≥2 kali lipat pada fase tertentu dari siklus menstruasi. Prevalensi kondisi ini berkisar antara 10–70% dan ditemukan pada >40% perempuan dengan epilepsi, terutama epilepsi fokal dan khususnya epilepsi lobus temporal (ELT). Eksaserbasi kejang pada epilepsi katamenial diakibatkan oleh fluktuasi hormon reproduksi steroid yang berpengaruh terhadap eksitabilitas saraf. Sampai saat ini, belum ada tata laksana definitif untuk epilepsi katamenial. Berikut laporan kasus epilepsi katamenial pada pasien perempuan dengan ELT.
Laporan Kasus: Perempuan berusia 20 tahun dengan siklus menstruasi yang tidak teratur datang dengan kejang berulang yang selalu muncul pada 3 hari pertama menstruasi. Semiologi kejang dideskripsikan sebagai kejang fokal kanan yang berkembang menjadi kejang tonik-klonik umum. Tidak ditemukan adanya defisit neurologis. Hasil magnetic resonance imaging (MRI) kepala pasien tidak menunjukkan abnormalitas. Pada elektroensefalogram (EEG) ditemukan gelombang tajam pada lobus temporal kiri dan kanan. Pasien sudah diberikan phenytoin 400 mg/hari, namun masih mengalami kejang hanya pada fase perimenstrual, sehingga diberikan tambahan clobazam 20 mg/hari. Frekuensi kejang berkurang namun pasien masih dalam observasi ketat.
Diskusi: Pasien didiagnosis dengan epilepsi katamenial karena eksaserbasi kejang yang berhubungan dengan siklus menstruasi. Kejang pada pasien selalu muncul pada fase perimenstrual, di mana terjadi penurunan pesat dari kadar progesteron, sehingga terjadi peningkatan frekuensi kejang. Pada epilepsi katamenial, obat antiepileptik (OAE) tambahan
biasanya diberikan sebelum dan saat fase menstruasi. Pada kasus ini, ketidakteraturan siklus menstruasi pasien menjadi tantangan utama untuk memberikan OAE tambahan tepat waktu.
Unduhan
Referensi
1. Frank S, Tyson NA. A clinical approach to catamenial epilepsy: a review. Perm J. 2020;24(5). doi:10.7812/tpp/19.145.
2. Quigg M, Smithson SD, Fowler KM, Sursal T, Herzog AG. Laterality and location influence catamenial seizure expression in women with partial epilepsy. Neurology. 2009;73(3):223–7. doi:10.1212/wnl.0b013e3181ae7adf.
3. Herzog AG. Catamenial epilepsy: update on prevalence, pathophysiology and treatment from the findings of the NIH Progesterone Treatment Trial. Seizure. 2015;28:18–25. doi:10.1016/j.seizure.2015.02.024.
4. Feely M, Calvert R, Gibson J. Clobazam in catamenial epilepsy. Lancet. 1982;320(8289):71–3. doi:10.1016/s0140-6736(82)91691-9.
5. Bäckström T. Epileptic seizures in women related to plasma estrogen and progesterone during the menstrual cycle. Acta Neurol Scand. 1976;54(4):321–47. doi:10.1111/j.1600-0404.1976.tb04363.x.
6. Maguire MJ, Nevitt SJ. Treatments for seizures in catamenial (menstrual-related) epilepsy. Cochrane Database Syst Rev. 2021;9(9). doi:10.1002/14651858.cd013225.pub3.
7. Von Oertzen J, Urbach H, Jungbluth S, Kurthen M, Reuber M, Fernández G, et al. Standard magnetic resonance imaging is inadequate for patients with refractory focal epilepsy. J Neurol Neurosurg Psychiatry. 2002;73(6):643–7. doi:10.1136/jnnp.73.6.643.
8. Holmes MD, Tucker DM. Identifying the epileptic network. Frontiers in Neurology. 2013;4. doi:10.3389/fneur.2013.00084.
9. Jackson GD. The diagnosis of hippocampal sclerosis: other techniques. Magn Reson Imaging. 1995;13(8):1081–93. doi:10.1016/0730-725x(95)02016-m.
10. Sadeghi M, Najafi M, Mehvari J, Zare M, Akbari M. Progesterone therapy in women with intractable catamenial epilepsy. Adv Biomed Res. 2013;2(1):8. doi:10.4103/2277-9175.107974.
11. Zahn C. Catamenial epilepsy: clinical aspects. Neurology. 1999;53(4 Suppl 1):S34-S37.
12. Huddart R, Leeder JS, Altman RB, Klein TE. Pharmgkb summary: clobazam pathway, pharmacokinetics. Pharmacogenet Genomics. 2018;28(4):110–5. doi:10.1097/fpc.0000000000000327.
13. Feely M, Gibson J. Intermittent clobazam for catamenial epilepsy: tolerance avoided. J Neurol Neurosurg Psychiatry. 1984;47(12):1279–82. doi:10.1136/jnnp.47.12.1279.
14. Reddy DS, Rogawski MA. Neurosteroid replacement therapy for catamenial epilepsy. Neurotherapeutics. 2009;6(2):392–401. doi:10.1016/j.nurt.2009.01.006.
15. Verrotti Alberto A, D’Egidio, Agostinelli, Verrotti, Pavone P. Diagnosis and management of catamenial seizures: A Review. Int J Womens Health. 2012 ;4:535. doi:10.2147/ijwh.s28872.
16. Dana-Haeri J, Richens A. Effect of norethisterone on seizures associated with menstruation. Epilepsia. 1983;24(3):377–81. doi:10.1111/j.1528-1157.1983.tb04901.x.
Unduhan
Terbitan
Bagian
Diterbitkan
Unduhan
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Nadia Gabriella, Kennytha Yoesdyanto

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.