Terapi Terbaru untuk Osteoporosis: Perkembangan Intervensi Farmasi dan Terapi Penunjang
DOI:
https://doi.org/10.56951/evzm6949Editorial
Osteoporosis adalah penyakit metabolik tulang paling umum yang ditandai dengan penurunan massa tulang serta gangguan mikroarsitektur tulang yang menyebabkan peningkatan risiko fraktur. Penyakit ini sering kali berkembang secara diam-diam tanpa gejala yang jelas hingga terjadi patah tulang, yang umumnya terjadi pada pergelangan tangan, pinggul, serta tulang belakang. Faktor risiko utama osteoporosis meliputi usia lanjut, defisiensi hormon, malnutrisi, gaya hidup sedenter, serta penggunaan obat-obatan tertentu yang memengaruhi keseimbangan metabolisme tulang. Dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup di berbagai negara, osteoporosis menjadi tantangan kesehatan global yang tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga pada sistem kesehatan secara keseluruhan.
Seiring dengan meningkatnya pemahaman mengenai patofisiologi osteoporosis, berbagai strategi telah dikembangkan untuk mencegah dan menangani penyakit ini secara lebih efektif. Pendekatan dalam penanganan osteoporosis berfokus pada dua aspek utama, yaitu menjaga kepadatan mineral tulang serta mengurangi risiko fraktur. Intervensi di
dunia farmakologi telah mengalami perkembangan pesat dengan hadirnya berbagai metode baru yang bertujuan untuk menghambat proses degradasi tulang sekaligus merangsang pembentukan tulang baru. Meskipun demikian, terapi farmasi tidak dapat berdiri sendiri dan perlu dikombinasikan dengan pendekatan lain seperti perubahan gaya hidup, terapi nutrisi, serta latihan fisik yang berkelanjutan guna memperoleh hasil yang optimal.
Unduhan
Referensi
1. Alswat KA. Gender disparities in osteoporosis. Journal of Clinical Medicine Research. 2017;9(5):382–7. https://doi.org/10.14740/jocmr2970w.
2. Lewiecki EM. Osteoporosis. In: metabolic bone diseases: a case-based approach. 2019. https://doi.org/10.1007/978-3-030-03694-2.
3. Dimyati KF. Correlations between physical activity, smoking habit and attitude in elderly with incidence of osteoporosis. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2017;5(1):107–17. https://doi.org/10.20473/jbe.v5i12017.107-117.
4. Cooper C, Ferrari S. IOF compendium of osteoporosis. International Osteoporosis Foundation. 2019;2nd Ed:1–76.
5. Cosman F, de Beur SJ, LeBoff MS, Lewiecki EM, Tanner B, Randall S, Lindsay R. Clinician’s guide to prevention and treatment of osteoporosis. Osteoporosis International. 2015;26(7):2045–7. https://doi.org/10.1007/s00198-015-3037-x.
6. Stanghelle B, Bentzen H, Giangregorio L, Pripp AH, Skelton DA. Effect of a resistance and balance exercise programme on physical fitness, health-related quality of life and fear of falling in older for women with osteoporosis and vertebral fracture: a randomized controlled trial. Osteoporosis International. 2020;31(6):1069–78. https://doi.org/10.1007/s00198-019-05256-4.
7. Faizah LN, Fitranti DY. Hubungan asupan protein, fosfor, dan kalsium dengan kepadatan tulang pada wanita dewasa awal. Journal of Nutrition College. 2015;4(4):335–41. https://doi.org/10.14710/jnc.v4i4.10106.
Unduhan
Terbitan
Bagian
Diterbitkan
Unduhan
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Raymond R Tjandrawinata

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.