Correlation between CD4 Level and Severity of Pneumocytis Pneumonia in Human Immunodeficiency Virus Patient at RSUP I.G.N.G. Ngoerah Hospital, Denpasar, Bali

Aries Hasan Basri; I Made Susila Utama

doi:10.56951/3b8w1665

Correlation Between CD4 Level and The Severity of Pneumocystis Pneumonia in Patients with Human Immunodeficiency Virus at RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah, Denpasar, Bali

Penulis

Aries Hasan Basri Internal Medicine Specialist, Faculty of Medicine Udayana University/IGNG Ngoerah Hospital, Denpasar, Bali Indonesia
I Made Susila Utama Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, Udayana University/RSUP I.G.N.G. Ngoerah, Denpasar, Bali

DOI:

https://doi.org/10.56951/3b8w1665

Kata Kunci:

Human Immunodeficiency Virus, Pneumocystis Pneumonia, Pre HAART, HAART

Abstrak

Pneumocystis jirovecii adalah patogen jamur oportunistik yang dapat menyebabkan kasus pneumocystis pneumonia (PCP) yang mengancam jiwa pada pasien dengan imunodefisiensi. Pada pasien dengan human immunodeficiency
virus (HIV), risiko terjadinya PCP meningkat secara signifikan ketika jumlah CD4 kurang dari 200 sel/μl. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar CD4 dan tingkat keparahan PCP pada pasien HIV di RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah, Denpasar, Bali. Analisis retrospektif dilakukan terhadap pasien HIV yang didiagnosis PCP selama periode 2020 hingga 2022. Subjek penelitian adalah seluruh pasien yang dirawat inap di RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah dan terkonfirmasi positif PCP melalui pemeriksaan PCR. Hasil penelitian menunjukkan total 120 subjek, terdiri dari 28 (23,3%) pasien laki-laki dengan PCP berat dan 11 (9,2%) pasien perempuan dengan PCP berat. Jumlah kasus tertinggi ditemukan pada kelompok usia 20–40 tahun, yaitu sebanyak 20 (16,6%) subjek dengan PCP berat. Berdasarkan status pengobatan, sebanyak 23 (19,2%) subjek dengan PCP berat berada dalam fase pre-HAART (highly active antiretroviral therapy), sedangkan 16 (13,3%) subjek sedang menjalani HAART. Proporsi tertinggi kasus PCP berat ditemukan pada subjek dengan jumlah CD4 kurang dari 50 sel/μl, yaitu sebanyak 32 subjek (26,6%). Uji Kruskal–Wallis digunakan untuk menilai hubungan antara kategori jumlah CD4 dan tingkat keparahan PCP pada pasien HIV. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kadar CD4 dan tingkat keparahan pneumocystis pneumonia pada pasien HIV di RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah, Denpasar.

Unduhan

Baca Selengkapnya

Referensi

1. THOMAS CF, L. A. 2004. Pneumocystis pneumonia. N Engl J Med. 2004; 350: 2487–2498.

2. MANGUNKUSUMO, R. 2017. Diagnosis dan tatalaksana pneumocystis carinii pneumonia (PCP)/ pneumocystis jirovecii pneumonia pada pasien HIV. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2017;4(4):209-13.

3. WHITE P, P. J., BACKX M. 2018. Therapy and management of pneumocystis jirovecii Infection. J Fungi. 2018;4(4):127.

4. Bateman M, Oladele R, Kolls JK. Diagnosing Pneumocystis Jirovecii Pneumonia: A Review of Current Methods and Novel Approaches. Med Mycol. 2020;58:1015-28.

5. Louis M, Guitard J, Jodar M et al. Impact of HIV infection status on interpretation of quantitative PCR for detection of Pneumocystis jirovecii. J Clin Microbiol. 2015; 53: 3870–3875.

6. Charisma AN, Dewi KP, Marfianil E. Supporting Examination Modalities in Enforcing Pneumocystis Pneumonia Diagnostics (PCP) in HIV/AIDS. Indonesian J Chest. 2021;8(1):69-78.

7. Rahman A, Kembaren T, Sembiring E, Eyanoer PC. The Role of Lactate Dehydrogenase (LDH) Compared to Arterial Blood Gases (ABG) in Diagnosing Pneumocystis Carinii Pneumonia (PCP) in HIV/AIDS Patients on Routine Antiretroviral Therapy. International Journal of Research and Review. 2021;8(10):1-7.

8. Sitanggang FP, Mardewi IGA. Comparison of Clinical and Radiological Diagnosis of Pneumocystis Carinii Pneumonia in HIV/AIDS Patients at Sanglah General Hospital, Denpasar. J Radiol Indonesia. 2018;3(2):39-44.

9. Longo DL, Fauci AS. The Human Retroviruses. In: Loscalzo J, Kasper DL, Longo DL, Fauci AS, Hauser SL, Jameson JL, editors. Harrison's Principles of Internal Medicine. 21 ed. New York: McGraw Hill; 2022. p.m. 1521-6.

10. Branson BM, Owen SM, Wesolowski LG, Bennett B, Werner BG, Wroblewski KE, et al. Laboratory testing for the diagnosis of HIV infection: updated recommendations. 2014.

11. KOLBRINK B, SJ, BORZIKOWSKY C, SAMSON-HIMMELSTJERNA FAV, ULLMANN AJ, KUNZENDORF U. 2022. Evolving epidemiology of pneumocystis pneumonia: Findings from a longitudinal population-based study and a retrospective multi-center study in Germany. Lancet Regional Health, 18, 1-11.

12. GRONSETH S, R. T., HANNULA R, ASVOLD BO, AFSET JE, DAMAS JK. 2021. Epidemiological and clinical characteristics of immunocompromised patients infected with pneumocystis jirovecii in a twelve-year retrospective study from Norway. BMC Infect Dis. 2021;21(1):659.

13. RUAN S, S. D., ASSOULINE B, MORRE M, SHELLITO JE. 2015. Treatment with interleukin-7 restores host defense against pneumocystis in CD4+ T-lymphocyte-depleted mice. Infect Immun. 2015;84(1):108–19.

14. KUMAR SD, K. B. 1998. CD4 lymphocyte counts and mortality in AIDS patients requiring mechanical ventilator support due to pneumocystis carinii pneumonia. Chest J, 113, 430-433.

15. HOFFMAN CJ, S. M., FOX MP, MUTEVEDZI P, GIDDY J, PROZESKY H, WOOD R. 2013. CD4 count slope and mortality in HIV-infected patients on antiretroviral therapy: mutli-cohort analysis from south africa. J Acquir Immune Defic Syndr, 63, 34-41.

16. Organization WH. Consolidated guidelines on HIV prevention, diagnosis, treatment and care for key populations. 2016.