Diagnostic Dilemma in Massive Cellular Leiomyoma with Cystic Degeneration
DOI:
https://doi.org/10.56951/qkhd0b31Kata Kunci:
cellular leiomyoma, degenerasi kista, sarkoma uterus, dilema diagnostik, magnetic resonance imaging, MRI, ultrasonography, USGAbstrak
Latar belakang: Uterine leiomyoma, umumnya dikenal sebagai fibroid, merupakan tumor jinak dengan prevalensi yang tinggi pada wanita usia reproduktif. Keberadaan massa abnormal ini sering kali asimtomatik, namun dapat menjadi simtomatik jika massa bertambah besar atau mengalami perubahan degeneratif. Degenerasi kista, yang dijumpai pada sekitar 4% kasus leiomyoma, memiliki tantangan tersendiri dalam penegakan diagnosis, karena dapat menyerupai massa maligna akibat gambaran kista solid pada pencitraan. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk menyoroti dilema diagnostik yang terjadi pada kasus leiomyoma berukuran besar dengan degenerasi kista dan untuk menekankan
pentingnya pencitraan yang canggih serta pemeriksaan histopatologi dalam memastikan diagnosis tumor jinak dan mengesampingkan keganasan. Presentasi kasus: Seorang wanita berusia 27 tahun, datang dengan keluhan distensi
abdomen yang progresif dan nyeri abdomen bagian bawah yang intermiten selama satu tahun terakhir. Hasil pencitraan menunjukkan adanya massa kista-solid berukuran besar pada bagian fundus uterus, yang menimbulkan dugaan keganasan. Pemeriksaan diagnostik dengan magnetic resonance imaging (MRI) serta pemeriksaan histopatologi mengonfirmasi
massa tersebut sebagai leiomyoma jinak dengan degenerasi kista. Pasien menjalani miomektomi laparotomi, dan temuan intraoperatif memastikan adanya massa subserosa berbatas tegas dengan degenerasi kista. Pemeriksaan histopatologi
juga memverifikasi massa tersebut sebagai leiomyoma jinak, menyingkirkan dugaan keganasan. Kesimpulan: Kasus ini menggarisbawahi tantangan diagnostik dalam membedakan leiomyoma berukuran besar yang disertai degenerasi kista dengan kasus keganasan. Pencitraan canggih, khususnya MRI, dan pemeriksaan histopatologi merupakan hal penting
dalam menegakkan diagnosis dan dengan demikian, memungkinkan pemberian tata laksana yang sesuai.
Unduhan
Referensi
1. Stewart EA, Laughlin-Tommaso SK, Catherino WH, Lalitkumar S, Gupta D, Vollenhoven B. Uterine fibroids. Nat Rev Dis Primers. 2016;2:16043. doi:10.1038/nrdp.2016.43.
2. Ouyang Z, Yin L, Liu B, Tan H. Diagnosis and management of atypical degenerative leiomyoma with cystic changes: a review of the literature. World J Clin Cases. 2019;7(15):1964–71. doi:10.12998/wjcc.v7.i15.1964.
3. Ulin M, Ali M, Chaudhry Z. Differentiating leiomyosarcoma from atypical leiomyomas with degenerative
features: challenges in imaging. Curr Probl Diagn Radiol. 2017;46(5):391–8. doi:10.1067/j.cpradiol.2017.03.001.
4. Okolo S, McCarthy S. Imaging of uterine fibroids: an updated review of the diagnostic challenges. Clin Radiol. 2018;73(10):907–16. doi:10.1016/j.crad.2018.02.017.
5. Wallach EE, Vlahos NF. Uterine myomas: an overview of pathogenesis, diagnosis, and management. Obstet Gynecol. 2020;135(4):851–68. doi:10.1097/AOG.0000000000003727.
6. De La Cruz MS, Buchanan EM. Uterine fibroids: diagnosis and treatment. Am Fam Physician. 2017;95(2):100–7.
7. Vilos GA, Allaire C. Diagnosis and management of leiomyomas with atypical degeneration. J Minim Invasive Gynecol. 2021;28(4):676–87. doi:10.1016/j.jmig.2020.07.020.
8. Fasih N, Prasad Shanbhogue AK, Macdonald DB, Fraser-Hill MA, Papadatos D, Kielar AZ. Leiomyoma variants: radiologic-pathologic correlation and differential diagnosis. Radiographics. 2020;40(4):1020–40. doi:10.1148/rg.2020190177.
9. Chen W, Li L, Zhang Q. Surgical and pathological outcomes in large uterine leiomyomas with cystic degeneration. J Obstet Gynaecol Res. 2018;44(3):463–70. doi:10.1111/jog.1354.
10. Putra AD, Maharani N, Gianina K. Ultrasound features and diagnostic workup of uterine leiomyosarcomas. J Ultrasound Med. 2022;41(7):1837-44. doi:10.1002/jum.15855.
Unduhan
Terbitan
Bagian
Diterbitkan
Unduhan
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Arya Ady Nugroho, Riyan Hari Kurniawan, Aprilia Asthasari Siregar

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.