Ashy Dermatosis: Suatu Laporan Kasus Jarang

Penulis

  • Fatimah Fitriani Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi, Surakarta
  • Moerbono Mochtar Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi, Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.56951/ge4ev827

Kata Kunci:

ashy dermatosis, makula keabuan, globule, melanin dermis

Abstrak

Latar belakang: Ashy dermatosis merupakan penyakit langka, jinak, dan termasuk kelompok hipermelanosis idiopatik yang tidak bersifat bawaan melainkan didapat (acquired). Manifestasi klinis utama ashy dermatosis berupa makula berwarna ashy atau keabuan tanpa tanda inflamasi, dan dapat terjadi pada batang tubuh, leher, wajah, serta ekstremitas atas dan
bawah. Kasus: Seorang wanita berusia 33 tahun datang ke RSUD Dr. Moewardi, Surakarta dengan keluhan muncul bercak keabuan di lengan kanan yang tidak terasa gatal, nyeri, maupun mati rasa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan makula dan patch hiperpigmentasi multipel diskret dengan batas tidak tegas. Didapatkan titik-titik kecil atau globule berwarna
keabuan, dengan bayangan abu di sekitarnya. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan lapisan epidermis menipis, tampak hiperkeratosis ringan, terdapat vakuolisasi sel basal, inkontinensia melanin, dropping melanin menyerupai civatte bodies di lapisan basal. Pada lapisan dermis terdapat fibrosis, adanya fokus infiltrat, terdapat gambaran inkontinensia pigmenti dan dropping melanin. Diskusi: Ashy dermatosis atau yang disebut sebagai erythema dyschromicum perstans merupakan suatu kelainan hiperpigmentasi langka yang dimulai dengan bercak berbatas kemerahan aktif kemudian menghilang, meninggalkan bentuk bulat atau oval, polisiklik, berupa makula dan patch keabuan pada daerah batang
tubuh, daerah proksimal, dan leher. Onset gejala berawal pada usia dewasa muda antara dekade satu dan dua kehidupan. Penyebab ashy dermatosis masih belum jelas, dan diperkirakan ada banyak faktor yang terlibat. Pemeriksaan dermoskopi dapat ditemukan makula berupa titik atau globule berwarna keabuan dengan latar belakang kehitaman. Pada pemeriksaan histopatologi dapat ditemukan reaksi lichenoid dan peningkatan melanin pada dermis. Laporan ini bertujuan untuk
mendeskripsikan diagnosis dari suatu kondisi yang jarang berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dermoskopi, dan pemeriksaan histopatologi. Manifestasi klinis dan gambaran histopatologis pada pasien ini sesuai dengan studi yang telah dilakukan sebelumnya.

Referensi

Lapeere H, Boone B, De Schepper S, Verhaeghe E, Ongenae K, van Geel N, et al. Hypomelanoses and hypermelanoses. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editors. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 7th ed. McGraw-Hill; 2008. p. 622–45.

Soyuduru G, Adışen E, Gürer MA. Erythema discromicum perstans related with oral contraceptive and progesterone injections. Gaz Med Jour. 2016;27(1):30-1.

Schwartz RA. Erythema dyschromicum perstans: the continuing enigma of cinderella or ashy dermatosis. Int J Dermatol. 2004;43(3):230–2.

Amatya B. Ashy dermatosis: a comprehensive review. Our Dermatol Online 2017;8(2):143–8.

Dabrowski A, Szumilo J, Brajerski G, Wallner G. Proliferating nuclear antigen (PCNA) as a prognostic factor of squamous cell carcinoma of the oesophagus. Ann Univ Mariae Curie Sklodowska Med. 2001:56:59-67.

Chang SE, Kim HW, Shin JM, Lee JH, Na JI, Roh MR, et al. Clinical and histological aspect of erythema dyschromicum perstans in Korea: a review of 68 cases. J Dermatol. 2015;42(11):1053–7.

Puri N. A study of 10 cases of ashy dermatosis and lichen planus pigmentosum. Journal International Medical Sciences Academy 2014;27(1):49-50.

Errichetti E, Angione V, Stinco G. Dermoscopy in assisting the recognition of ashy dermatosis. JAAD Case Rep. 2017;3(6):482–4.

Silpa-Archa N, Kohli I, Chaowattanapanit S, Lim HW, Hamzavi I. Postinflammatory hyperpigmentation: a comprehensive overview: Epidemiology, pathogenesis, clinical presentation, and noninvasive assessment technique. J Am Acad Dermatol. 2017;77(4):591-605.

Kumarasinghe SPW, Pandya A, Chandran V, Rodrigues M, Dlova NC, Kang HY, et al. A global consensus statement on ashy dermatosis, erythema dyschromicum perstans, lichen planus pigmentosus, idiopathic eruptive macular pigmentation, and Riehl’s melanosis. Int J Dermatol. 2019;58(3):263-72.

Leung N, Oliveira M, Selim MA, McKinley-Grant L, Lesesky E. Erythema dyschromicum perstans: A case report and systematic review of histologic presentation and treatment. Int J Womens Dermatol. 2018;4(4):216–22.

Zaynoun S, Rubeiz N, Kibbi A. Ashy dermatoses--a critical review of the literature and a proposed simplified clinical classification. Int J Dermatol. 2008;47(6):542-4.

James WD, Berger TG ED. Lichen planus and related conditions-erythema dyschromicum perstans. In: Andrews Disease of the Skin Clinical Dermatology. 10 ed. Sauders Elsevier; 2006. p. 224.

Keisham C, Sarkar R, Chugh S, Garg VK, Chugh S. Ashy dermatosis in an 8-year-old Indian child. Indian Dermatol Online J. 2013;4(1):30–2.

Hossain MS, Bhuian I, Wahab A, Khan SA. Outcome of dapsone in the treatment of ashy dermatosis. J Shaheed Suhrawardy Med Coll. 2012;4(1):18-21.

Ono S, Miyachi Y, Kabashima K. Ashy dermatosis with prior pruritic and scaling skin lesions. J Dermatol. 2012;39(12):1103-4.

Antonov NK, Braverman I, Subtil A, Halasz CL. Erythema dyschromicum perstans showing resolution in an adult. JAAD Case Rep. 2015;1(4):185–7.

Maibach HI. Pigmentation: dyschromia. In: Textbook of Cosmetic Dermatology. 2017. p. 330–40.

Fabbrocini G, Cacciapuoti S, Izzo R, Mascolo M, Staibano S, Monfrecola G. Acta Dermatovenerol Croat. 2015;23(1):63-5.

Durmaz K, Özer İ, Fındık S, Oltulu P, Ataseven A. Erythema dyschromicum perstans : a case report. Journal of Pigmentary Disorders 2017;4(2):2016–7.

Diterbitkan

01-07-2024

Unduhan

Data unduhan tidak tersedia.

Cara Mengutip

[1]
Ashy Dermatosis: Suatu Laporan Kasus Jarang. MEDICINUS 2024;37:33-40. https://doi.org/10.56951/ge4ev827.