Kajian Interaksi Nanoemulsi Silymarin-Carbon-Dots secara In Vitro pada Sel 3T3/NIH, MCF-7, dan MDA-MB Menggunakan Mikroskop Konfokal
DOI:
https://doi.org/10.56951/medicinus.v36i1.115Kata Kunci:
silymarin, nanoemulsi, carbon dots, 3t3/nih, mcf-7, mda-mb, mikroskop konfokalAbstrak
Silymarin merupakan senyawa alam dari tanaman Silybum marianum yang berpotensi untuk mengobati berbagai gangguan fungsi hati, namun bioavailabilitasnya rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan nanoemulsi silymarin-carbon dot, mengkaji parameter dan interaksinya pada berbagai lini sel secara in vitro. Fase minyak nanoemulsi dibuat dengan teknik pengadukan ringan dari castor oil:cremophor RH 40 (surfaktan):polyethylene glycol 400 (kosurfaktan) dengan rasio 1:8:1, kemudian dikarakterisasi berdasarkan penampakan fisik, ukuran droplet, indeks polidispersitas, zeta potensial, efisiensi penyerapan, dan stabilitas fisikokimia pada penyimpanan dalam kondisi ruang selama 2 minggu. Toksisitas diuji secara in vitro melalui nilai IC50 dengan metode [3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-5-(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulfophenyl)-2H-tetrazolium] menggunakan sel NIH/3T3, MCF-7, dan MDA-MB, sedangkan kemampuan penetrasi sediaan nanoemulsi dibandingkan dengan sediaan larutan silymarin pada sel MCF-7 menggunakan mikroskop konfokal setelah inkubasi 3 dan 6 jam. Hasil pengukuran droplet, indeks polidispersitas zeta potensial, dan efisiensi penjerapan berturut-turut 27,95±4,31 nm, 0,296±0,09, -11,81 mV, dan 91,92±0,04%. Pengujian stabilitas setelah 2 minggu tidak menunjukkan perbedaan bermakna pada karakteristik nanoemulsi silymarin. Nilai IC50 nanoemulsi dan larutan silymarin untuk MCF-7 adalah 30,67 µg/ml dan 45,40 µg/ml, sedangkan MDA-MB 37,5 µg/ml dan 39,14 µg/ml. Kemampuan berpenetrasi nanoemulsi ke dalam sel MCF-7 adalah 12,5 µg/ml setelah inkubasi selama 3 dan 6 jam. Sistem nanoemulsi yang dikembangkan berpotensi meningkatkan nilai terapetik silymarin.
Unduhan
Referensi
Fehér J & Lengyel, G. Silymarin in the prevention and treatment of liver diseases and primary liver cancer. Current pharmaceutical biotechnology 2012; 13(1): 210-7. DOI: https://doi.org/10.2174/138920112798868818
Javed S, Kohli, K, Ali, M. Reassessing bioavailability of silymarin. Alternative medicine review 2011; 16(3): 239.
Rachmawati H, Budiputra DK, Mauludin R. Curcumin nanoemulsion for transdermal application: formulation and evaluation. Drug development and industrial pharmacy 2015; 41(4): 560-6. DOI: https://doi.org/10.3109/03639045.2014.884127
Jaiswal M, Dudhe R, Sharma PK. Nanoemulsion: an advanced mode of drug delivery system. 3 Biotech 2015;5, 123-7. DOI: https://doi.org/10.1007/s13205-014-0214-0
Gupta A, Eral HB, Hatton TA, Doyle PS. Nanoemulsions: formation, properties and applications. Soft matter 2016; 12(11): 2826-41. DOI: https://doi.org/10.1039/C5SM02958A
Tang L, Yang X, Yin Q, Cai K, Wang H, Chaudhury I, et al. Investigating the optimal size of anticancer nanomedicine. Proceedings of the National Academy of Sciences 2014;111(43):15344-9. DOI: https://doi.org/10.1073/pnas.1411499111
Permatasari FA, Fukazawa H, Ogi T, Iskandar F, Okuyama K. Design of pyrrolic-N-rich carbon dots with absorption in the first near-infrared window for photothermal therapy. ACS Applied Nano Materials 2018;1(5): 2368-75. DOI: https://doi.org/10.1021/acsanm.8b00497
Ogodescu A, Morvay AA, Ogodescu E, Rusu LC, Sala C, Zetu I, et al. Visualization of resin penetration into enamel caries lesions of temporary teeth–a confocal microscopic study. Rev. Chim 2012; 63: 82-5.
Wu L, Zhang J, Watanabe W. Physical and chemical stability of drug nanoparticles. Advanced drug delivery reviews 2011; 63(6): 456-69. DOI: https://doi.org/10.1016/j.addr.2011.02.001
Unduhan
Terbitan
Bagian
Diterbitkan
Unduhan
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Heni Rachmawati, Yogie Handoko, Juniar Kalpika Resmi
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.